Senin, 10 September 2012

Sistem Pengambilan Keputusan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decisions Support System). Dalam teknologi informasi, sistem pengambilan keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara system informasi dan sistem cerdas.

Sistem pengambilan keputusan juga membutuhkan teknologi informasi, hal ini dikarenakan adanya era globalisasi, yang menuntut sebuah perusahaan untuk bergerak cepat dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan.
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif – alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Sistem Pendukung Keputusan (DecisionSupport Systems = DSS) adalah suatu sistem informasi yang menggunakan model-model keputusan, basis data, dan pemikiran manajer sendiri, proses modeling interaktif dengan komputer untuk mencapai pengambilan keputusan oleh manajer tertentu.
Menurut Keen dan Scoot Morton, sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber -sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah -masalah semi struktur. Menurut Alter, DSS merupakan system informasi intraktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan manipulasi data. Sistem digunakan untuk membantu mengambil keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak seorangpun mengetahui secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan yang melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah :
a.       Bagaimana pengertian model pengambilan keputusan?
b.      Bagaimana konsep pengambilan keputusan untuk sistem informasi?
c.       Bagaimana kerangka kerja dan konsep untuk pengambilan keputusan?

1.3  Tujuan
        Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem pengambilan keputusan dan bagaimana model pengambilan keputusan.
b.      Untuk mengetahui bagaimana konsep pengambilan keputusan untuk sistem informasi.
c.       Untuk mengetahui bagaimana kerangka kerja dan konsep untuk pengambilan keputusan .



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pengambilan Keputusan

Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru ( jika perlu ). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses beruntun yang memerlukan penggunaan model secara tepat. Pentingnya model dalam suatu pengambila keputusan, anatara lain sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsure-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan/diselesaikan itu.
2.      Untuk memperjelas ( secara eksplisit ) mengenai hubungan signifikan diantara unsure-unsur itu.
3.      Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variable. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
4.      Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan proses yang membutuhkan penggunaan model yang tepat. Pengambila keputusan itu berusaha menggeser keputusan yang semula tanpa perhitungan menjadi keputusan yang penuh perhitungan.

2.2   Konsep Pengambilan Keputusan untuk Sistem Informasi

Banyak manajer yang bergantung pada metode penyelesaian masalah secara informal. Percaya pada tradisi menyebabkan para manajer mengambil keputusan yang sama dengan keputusan terdahulu untuk masalah atau kesempatan yang sama, meminta saran kepada yang berwenang dan mengambil keputusan berdasarkan saran seorang ahli atau manajer tingkat yang lebih tinggi. Manajer yang memakai pendekatan rasional, cerdik dan sistematis akan mencapai solusi lebih baik. Proses pengambilan keputusan yang didukung SIM telah dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini:
Menurut Herbert A. ada 3 tahap pokok:
a.       Penyelidikan: mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.
Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan.
b.      Perancangan: mendaftar, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami, menghasilkan pemecahan dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
c.       Pemilihan : memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan dilakdanakan.

Menurut Rubeinstein dan Haberstroh langkah-langkah dalam mengambil keputusan:
a.       Pengenalan persoalan atau kebutuhan
b.      Analisis dan laporan alternatif-alternatif
c.       Pemilihan alternatif yang ada
d.      Komunikasi dan pelaksanaan keputusan
e.       Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.\

Newman, Summer, dan Warren merinci langkah pengambilan keputusan:
a.       Pembuatan suatu diagnosis
b.      Penemuan penyelasaian alternatif-alternatif
c.       Penganalisaan dan pembandingan alternatif-alternatif
d.      Pemilihan rencana yang diambil


Elbing menyatakan proses pengambilan keputusan dalam organisasi mencakup:
a.       Identifikasi dan diagnosis masalah
b.      Pengumpulan dan analisis data yang relevan
c.       Pengembangan dan evaluasi alternatif-alternatif
d.      Pemilihan alternatif terbaik
e.       Implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil

2.3 Kerangka Kerja dan Konsep untuk Pengambilan Keputusan

Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsepnya akan bermanfaat untuk pembahasan berikutnya.

2.3.1 Sistem Pengambilan Keputusan
Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka.

·         sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
a.       Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing.
b.      Memiliki metode yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c.       Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan/kegunaan.




·         sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagian berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambilan keputusan:
a.       Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil.
b.      Melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
c.       Mengambil suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.

Penggunaan SPK melibatkan proses pemodelan analitis yang interaktif. Misalnya, penggunaan paket software DSS untuk pendukung keputusan dapat menghasilkan berbagai tampilan sebagai respon terhadap alternatif perubahan jika-maka yang dimasukkan oleh manajer.
Aktivitas dan contoh jenis utama pemodelan analitis, yaitu:
1.      Jenis Pemodelan Analisis jika-maka
Aktivitas : Mengamati bagaimana perubahan terhadap variabel tertentu mempengaruhi variabel lainnya
Contohnya, Bagaimana jika kita memotong biaya iklan sebesar 10%? Apa yang akan terjadi pada penjualan?
2.      Jenis pemodelan Analisis Sensitivitas
Aktivitas : Mengamati bagaimana perubahan yang berulang-ulang pada satu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
Contohnya, Mari kita potong biaya iklan sebanyak $100 secara berulangulang, agar kita dapat melihat hubungannya dengan penjualan.
3.      Jenis pemodelan Analisis pencarian sasaran
Aktivitas : Membuat perubahan yang berulang-ulang terhadap variable tertentu hingga variabel yang dipilih mencapai nilai sasarannya. Contohnya, Mari kita naikkan iklan hingga penjualan mencapai $1 juta.
4.      Jenis pemodelan analisis optimisasi
Aktivitas : Menemukan nilai optimum untuk variabel tertentu, yang diberikan pembatas tertentu.
Contohnya, Berapa jumlah biaya iklan yang terbaik, jika kita melihat anggaran dan pilihan media kita?

2.3.2  Sistem Keputusan Decision Support System (DSS)
DSS sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi. Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakuikan oleh Steven L. Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
·         Retrive information element (memanggil eleman informasi)
·         Analyze entries fles (menganali semua file)
·         Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
·         Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
·         Propose decision (menawarkan keputusan )
·         Make decisions (membuat keputusan)

Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :
·         Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
·         Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut
·         Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.

2.3.3  Pengetahuan Tentang Hasil
Suatu hasil menentukan apa yang akan terjadi bila sebuah keputusan diambil dan/atau arah tindakan diambil. Dalam analisis pengambilan keputusan, tiga jenis pengetahuan yang berhubungan dengan hasil, yaitu:
1.      Kepastian yaitu pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai hasil tiap pilihan. Hanya ada suatu hasil untuk setiap pilihan.
2.      Resiko yaitu hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi, dan suatu kemungkinan peristiwa dapat dilekatkan pada masing-masing hasil.
3.      Ketidakpastian yaitu beberapa hasil mungkin timbul dan dapat diidentifikasi, tetapi tak ada pengetahuan mengenai kemungkinan yang dapat dilekatkan kepada masing-masing hasilnya.

2.3.4        Tanggapan Keputusan
Keputusan dapat digolongkan sebagai terprogram atau tidak terprogram berdasarkan kemampuan organisasi atau individu untuk mengadakan prarencana atas proses pengambilan keputusan.
a.       Keputusan terprogram adalah keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan.
b.      Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya satu kali atau berubah setiap saat diperlukan. keputusan dalam suatu sistem keputusan terbuka adalah tidak terprogram karena tidak mungkin menspesifikasikan sebelumnya semua faktor.
c.       Uraian tentang Pengambilan Keputusan
Sebuah model pengambilan  keputusan yang memberitahukan pengambil keputusan bagaimana seorang dai harus mengambil segolongan keputusan disebut model normatif atau perspektif. Sebuah model yang menguraikan bagaimana sesungguhnya pengambil keputusan mengambil keputusan disebut model deskriptif. Model deskriptif berusaha menjelaskan perilaku sebenarnya dan karena itu telah dikembangkan terutama oleh para ilmuwan keperilakuan.

2.3.5        Kriteria untuk Pengambilan Keputusan
Kriteria untuk memilih di antara alternatif-alternatif didalam model normatif adalah pemaksimalan/maksimisasi. Tujuan ini, bila dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, dianggap sebagai fungsi obyektif sebuah keputusan. Pandangan tradisional tentang kriteria pengambilan keputusan yang mengandung resiko adalah memaksimalkan nilai yang diharapkan. Sebuah pandangan altenatif pada kriteria pengambilan keputusan adalah pemuasan.

2.3.6        Relevansi Konsep Keputusan Perancangan SIM
SIM berdasarkan komputer berguna baik dalam sistem tertutup maupun terbuka. Dalam keputusan model tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat penghitung untuk bisa menghitung hasil optimum.
Dalam model terbuka, komputer bertindak sebagai pembantu bagi pengambilan keputusan dalam menghitung, menyimpan, mencari kembali, menganalisis data dan sebagainya. Perancangan tersebut memungkinkan manusia pengambil keputusan mengalokasikan tugas bagi dirinya atau pada komputer. Perbedaan dalam pengambilan keputusan untuk keputusan dalam keadaan kepastian, resiko, dan ketidak pastian menunjukkan perlunya beberapa model keputusan bagi SIM. Untuk setiap model, persyaratan datanya berlainan, penyajiannya juga berbeda,
dan masukan keputusan dari manusia pengambil keputusannya juga tidak sama. Terbatasnya manusia pengambil keputusan dalam organisasi disamping efisiensi relative dari pengolahan manusia atas keputusan berarti bahwa SIM harus memprogram sebanyak mungkin keputusan. Bila keputusan tidak dapat sepenuhnya diprogram, maka yang mungkin adalah pemprograman sebagian. Dalam kasus ini aturannya telah ditentukan sebelumnya digunakan sampai batas tertentu dan kemudian keputusan lanjutannya diserahkan pada seorang manusia pengambil keputusan.
SIM menyediakan berbagai produk informasi bagi manajer. Ada 4 alternatif pelaporan utama yang disediakan oleh sistem ini:
1.      Laporan Terjadwal secara periodik (periodic schedule reports)
Bentuk tradisional penyediaan informasi bagi manajer dengan menggunakan format yang telah ditentukan dan menyediakan informasi secara rutin kepada manajer.
Contohnya, laporan analisis penjualan harian dan mingguan dan laporan keuangan bulanan.
2.      Laporan pengecualian (exception reports)
Dalam beberapa kasus, laporan dibuat jika hanya terjadi kondisi pengecualian. Dalam kasus lainnya, laporan dibuat secara periodik namun hanya berisi informasi mengenai kondisi pengecualian tersebut.
Contohnya, manajer kredit dapat diberi laporan yang hanya berisi informasi mengenai pelanggan yang melewati batas kreditnya.
3.      Laporan permintaan dan Tanggapan (demand reports and responses)
Informasi tersedia kapan pun manajer menginginkannya.
Contohnya, browser web dan bahasa permintaan DBMS serta report generator memungkinkan manajer ditempat kerja komputer untuk memperoleh tanggapan langsung atau menemukan dan mendapatkan laporan tertentu sebagai hasil dari permintaan informasi yang mereka butuhkan.
4.      Pelaporan dorong (push reporting)
Informasi didorong ke manajer di network office. Jadi, banyak perusahaan sedang menggunakan software webcasting untuk menyiarkan laporan secara selektif dan informasi lainnya ke network computer milik para manajer atau pakar melalui intranet perusahaan.





2.4 Pengaruh Gaya Kognitif atas Pengambilan Keputusan
Strategi yang dipakai individu dalam upaya mencapai sebuah keputusan atau memecahkan sebuah persoalan disebut gaya kognitif. Dan para individu berbeda-beda dalam gaya kognitif mereka. Seorang periset mencirikan individu berdasarkan pola komunikasinya dan berdasarkan cara penimbangnya. Pola komunikasi berkisar dari preseptif sampai reseptif. Riset atau gaya kognitif secara langsung relevan bagi perancangan sitem informasi manajemen. Sistem-sistem berdasarkan komputer cenderung dirancang oleh individu yang analitis/sistematis yang menerima sifat pengambilan keputusan sebagai analitis/sistematis. Para manajer yang analitis/sistematis biasanya mau menggunakan sistem semacam itu karena mereka lekat pada gaya keputusan mereka. Dengan kata lain, model keputusan tersedia untuk menstruktur keputusan, tetapi manajer dapat meninggalkan model untuk menjelajahi ancangan-ancangan alternatif.

2.5  Metode Memutuskan untuk Memilih Alternatif

Metode untuk memilih alternatif biasanya menganggap bahwa semua alternative diketahui. Tetapi bagi kebanyakan keputusan, proses pencariannya berhenti segera setelah semua alternatif yang layak telah diuji.dengan berpegang pada pembatasan praktis ini dalam proses keputusan, bagian uraian ini meninjau metode-metode untuk memutuskan alternatif.

2.5.1        Teknik Omptimisasi dalam Kepastian
Teknik optimisasi menganggap sistem keputusan adalah tertutup dalam mana semua alternatif dan hasil-hasilnya diketahui. Persoalan penghitungan adalah menghitung alternatif mana yang optimal untuk fungsi sasaran yang ada.
Beberapa teknik untuk menggambarkan keanekaan teknik yang dipakai dapat diikuti dibawah ini :
·         System persaman (system of equations)
·         Pemprograman linier (linear programming)
·         Pemprograman integer (integer programming)
·         Pemprograman dinamis (dynamic programming)
·         Model antrian (queueing models)
·         Model sediaan(inventoryv models)
·         Analisis peranggaraan modal (capital budgeting analysis)
·         Analisis impas (breakeven analysis)

2.5.2        Matriks Hasil dalam Teori Keputusan Statis
Istilah teori keputusan statis digunakan sehubungan dengan teknik mengevaluasi hasil potensial dari tindakan-tindakan alternatif dalam sebuah situasi keputusan. Ini adalah model sistem keputusan tertutup, sehingga semua alternatif dan hasil-hasilnya dianggap diketahui. Pengambil keputusan memiliki suatu sasaran seperti misalnya memaksimalkan laba. Metode penyajian data dalam teori keputusan adalah sebuah matriks hasil atau pohon keputusan. Orientasi SIM pada informasi dan keputusan berarti bahwa analisis/ perancang SIM perlu memahami teori keputusan pada teknik-teknik keputusan. SIM harus dirancang untuk memberikan dukungan keputusan dalam bentuk berbagai teknik dan ancangan.















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1.      Pengambilan keputusan merupakan proses yang membutuhkan penggunaan model yang tepat. Pengambilan keputusan yaitu usaha untuk menggeser keputusan yang semula tanpa perhitungan menjadi keputusan yang penuh perhitungan.
2.      Banyak manajer yang bergantung pada metode penyelesaian masalah secara informal. Percaya pada tradisi menyebabkan para manajer mengambil keputusan yang sama dengan keputusan terdahulu untuk masalah atau kesempatan yang sama. Sebenarnya manajer yang memakai pendekatan rasional, cerdik dan sistematis akan mencapai solusi lebih baik. Proses pengambilan keputusan yang didukung SIM akan lebih efektif untuk mendapatkan keputusan yang Good decision.
3.      Sebuah sistem keputusan yaitu model dari sistem dengan mana keputusan yang diambil dapat tertutup atau terbuka.
4.      Decision Support System (DSS)  sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan tertentu.
5.      Dalam analisis pengambilan keputusan, tiga jenis pengetahuan yang berhubungan dengan hasil, yaitu:
·         Kepastian yaitu pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai hasil tiap pilihan. Hanya ada suatu hasil untuk setiap pilihan.
·         Resiko yaitu hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi, dan suatu kemungkinan peristiwa dapat dilekatkan pada masing-masing hasil.
·         Ketidakpastian yaitu beberapa hasil mungkin timbul dan dapat diidentifikasi, tetapi tak ada pengetahuan mengenai kemungkinan yang dapat dilekatkan kepada masing-masing hasilnya.
6.      Kriteria untuk Pengambilan Keputusan bila dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, dianggap sebagai fungsi obyektif sebuah keputusan. Pandangan tradisional tentang kriteria pengambilan keputusan yang mengandung resiko adalah memaksimalkan nilai yang diharapkan. Sebuah pandangan altenatif pada kriteria pengambilan keputusan adalah pemuasan.
7.      SIM berdasarkan komputer berguna baik dalam sistem tertutup maupun terbuka. Dalam keputusan model tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat penghitung untuk bisa menghitung hasil optimum. Dalam model terbuka, komputer bertindak sebagai pembantu bagi pengambilan keputusan dalam menghitung, menyimpan, mencari kembali, menganalisis data dan sebagainya.
8.      Perbedaan dalam pengambilan keputusan untuk keputusan dalam keadaan kepastian, resiko, dan ketidak pastian menunjukkan perlunya beberapa model keputusan bagi SIM.
9.      Terbatasnya manusia pengambil keputusan dalam organisasi disamping efisiensi relative dari pengolahan manusia atas keputusan berarti bahwa SIM harus memprogram sebanyak mungkin keputusan. Bila keputusan tidak dapat sepenuhnya diprogram, maka yang mungkin adalah pemprograman sebagian. Dalam kasus ini aturannya telah ditentukan sebelumnya digunakan sampai batas tertentu dan kemudian keputusan lanjutannya diserahkan pada seorang manusia pengambil keputusan.
10.  Strategi yang dipakai individu dalam upaya mencapai sebuah keputusan atau memecahkan sebuah persoalan disebut gaya kognitif.
11.  Metode penyajian data dalam teori keputusan adalah sebuah matriks hasil atau pohon keputusan.
12.  Orientasi SIM pada informasi dan keputusan berarti bahwa analisis/ perancang SIM perlu memahami teori keputusan pada teknik-teknik keputusan. SIM harus dirancang untuk memberikan dukungan keputusan dalam bentuk berbagai teknik dan ancangan.

3.2  Saran

Sebaiknya kita semua mememahami kerangka kerja dan konsep system pengambilan keputusan terhadap SIM agar dapat mengefesiensikan dan mengefektifkan pekerjaan sehari-hari kita dalam pengambilan keputusan. Beralihlah dari metode penyelesaian masalah secara informal yang hanya percaya pada tradisi/kebiasaan. Jangan takut untuk mencoba konsep system pengambilan keputusan secara pendekatan rasional, cerdik dan sistematis karena akan mencapai solusi lebih baik. Proses pengambilan keputusan yang didukung SIM akan lebih efektif untuk mendapatkan keputusan yang Good decision.






DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar