Rabu, 02 Januari 2013

Urang-aring stop pendarahan

Tanaman urang-aring (Eclipta alba (L.) Hassk) dikenal sebagai salah satu penyubur rambut alami. Terbukti, produk kosmetik khusus rambut, banyak menggunakan ekstrak urang aring.
Nyatanya urang-aring memiliki banyak manfaat. Jenis tanaman liar bertangkai banyak yang tumbuh di tempat terbuka itu, dapat menghentikan perdarahan (hemostatic), menurunkan panas (antipyretic) dan anti racun (antitoxic).
Urang-aring memiliki daun warna hijau bentuk bulat telur memanjang, ujung daun meruncing, pinggir bergerigi halus atau hampir rata. Kedua permukaan daun berambut, terasa agak kasar. Bunga majemuk berbentuk bongkol warna putih kecil-kecil. Buahnya memanjang, pipih, keras dan berbulu.
Tanaman itu juga dikenal dengan nama Goman(jawa), te-lenteyan (Madura), daun sipat, keremak janten (Sumatera), daun tinta (Banda); Mo han lian (Cina).
Berdasarkan beberapa literatur, urang-aring dapat membantu menyembuhkan beberapa penyakit, antara lain:
* Gusi bengkak. Ambil daun urang-aring segar, kemudian dipanggang sampai kering. Lalu jadikan bubuk melalui pengolahan. Oleskan bubuk tersebut ke tempat yang sakit.
* Penyubur rambut. Satu genggam daun urang-aring dilumatkan, ditambah air 2 gelas, saring. Air saringan tersebut diembunkan satu malam. Basahi kulit kepala sambil dipijat-pijat, sehari sekali.
* Koreng di kepala. Daun urang-aring secukupnya direbus, airnya untuk cuci kepala, ampasnya digosokkan ke koreng. Atau daun segar dilumatkan, air perasannya dioleskan ke koreng.
* Keputihan. Ambil 30 gram daun urang-aring segar ditambah kaldu ayam yang di tim, kemudian minum.
* Mimisan. Ambil satu genggam daun urang-aring segar, dicuci. Kemudian dilumatkan, peras. Air perasannya ditambah 5 sloki air putih, ditim supaya panas. Minum sehari 2 kali, sesudah makan.
* Diare. Ambil 30 gram daun urang-aring segar direbus, minum.
* Batuk darah. Sekitar 60 gram daun urang-aring segar dilumatkan, diperas. Air perasannya diseduh air hangat, minum.
sumber : http://www.republika.co.id/berita/15056.html

Selasa, 01 Januari 2013

Sakit itu dari pikiran?

Mengapa banyak orang memerlukan penghilang rasa sakit bahkan hanya untuk duduk di kursi dokter gigi? Dan bagaimana mungkin para pemain rugby dapat terus mengikuti pertandingan bahkan dengan tulang lengan yang patah?
Pengajar di Sydney University Lorimer Moseley telah menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari masalah itu, dan muncul dengan jawaban yang tak terlalu mengejutkan.
Dalam proyek penelitian baru-baru ini, yang disiarkan di dalam terbitan paling akhir Current Biology, Moseley dan rekannya mendapati ukuran anggota badan yang sakit dapat mempengaruhi persepsi mengenai rasa sakit.
Sebanyak 10 orang dengan lengan yang sakit memandang anggota tubuh mereka yang rusak melalui kaca yang memperbesar atau memperkecil. Kalau anggota badan tersebut dibuat terlalu besar, persepsi pasien mengenai rasa sakit menjadi lebih kuat.
Sebaliknya, ketika pembengkakan direkayasa hingga berkurang, pembengkakan yang sesungguhnya berkurang dan pasien tak merasa terlalu sakit.
Penjelasan itu yang mungkin ialah otak menanggapi masukan dan bertindak sesuai dengannya.
Jadi, ketika kepala Anda terbentur, jangan melihat ke cermin dan terpana dengan ukuran pembengkakan. Reaksi mengenai rasa sakit yang berkurang ialah memikirkan tak ada pembengkakan sama sekali.
Sumber : xinhua/ant/ri pada http://republika.co.id/berita/22717.html