Ada orang yang berkata bahwa
pengalaman dan penderitaan hidup itu paling penting di dalam menuju bahagia.
Tetapi kita berpendapat lain. Kalau hanya dengan pengalaman saja, tentu umur
akan habis, sebab pengalaman itu kian hari kian ganjil, pengalaman kemarin
tidak ada lagi, begitupun nanti.
Usiapun habislah sebelum pengalaman penuh,
rahmat dan ketentraman tentu tidak akan terdapat, sehingga bahagianya hanya
jadi kenangan saja.
Tidaklah mesti seorang saudagar
menempuh rugi dahulu, baru dia tahu rahasia keuntungan kelak. Itu terlalu
jauh.! Tidaklah mesti seorang nakhoda mengkaramkan kapalnya yang pertama
lebih dahulu, baru dia tahu rahasia pelayaran. Ya, kalau si saudagar masih
panjang umur dan si nakhoda masih bisa hidup ! Kalau tidak arang habis besi
binasa, tukang menghembus payah saja.
Kalau hanya sekolah dengan pengalaman
saja, uang sekolah dibayar terlalu mahal dan belum tentu akan lulus ujian.
Apalagi sekolah kehidupan tidak dapat ditentukan bila tamat kelasnya, putik
kelapa jatuh juga, yang mudapun jatuh dan yang tua lebih lagi, masanya tidak
dapat ditentukan.
Meskipun kita akui pengaruh
pengalaman, tetapi bukanlah itu yang terpenting, pengalaman adalah sebagai
langkah yang pertama. Adapun pelajaran hidup yang kedua ialah memperhatikan
alam. Alam adalah laksana sebuah kitab besar yang terhampar di muka kita,
didalamnya tertulis perjuangan hayat yang telah ditempuh lebih dahulu oleh
orang lain. Disitu dapat kita tilik bagaimana orang lain telah naik, telah
mujur dan bahagia, dan dapat pula kita lihat mereka jatuh, tersungkur, ada
yang tak bangun lagi, ada yang menyesal selama-lamanya. Kita dengar pekik
orang yang kesakitan, maka kita tanyakan kepadanya apa sebab dia jatuh,
setelah itu kita tidak tahu lagi dijalan yang pernah dilaluinya. Semuanya itu
kita pelajari dengan seksama dari kitab yang terbentang itu. Itulah dia rahasia
perkataan raja dari segala pujangga dunia, Nabi Muhammad SAW mengambil
i'tibar dari kejadian orang lain itu adalah jalan beroleh bahagia.
Didalam medan hidup, adalah beberapa
undang-undang yang harus dijaga dan diperhatikan. Ada yang berhubung dengan
kesehatan tubuh, dengan keberesan akal dan yang berhubung dengan kemuliaan
budi. Disamping itu pula yang tertentu untuk menjaga kemenangan dan
kebahagiaan. Semua pokok undang-undang yang mesti dijalankan itu adalah buah
perjalanan hidup manusia sejak dunia terkembang, ditambah, diperbaru, menurut
giliran zaman dan waktu, dengan pimpinan dari alam gaib. Kalau segala
peraturan itu dijaga, dipelajari dan dijalankan, hiduplah manusia dalam
hikmat Tuhan, dianugerahkan-Nya, dan barangsiapa yang beroleh nikmat itu
berarti dia telah mendapat perolehan yang amat banyak.
Cobalah perhatikan seorang putri
rupawan yang halus budi sedang asyik memelihar bunga. Dipetiknya bunga itu
dari kebun dan dipindahkannya ke atas mejanya. Ditukarnya air bunga itu
setiap pagi dan sore, dipelihara, dicium dan dipandangnya dengan pandang
berahi dan cinta, sampai bunga itu layu, kelopaknya jatuh dan tiap-tiap
lembaran kembang itu lurut sehelai demi sehelai.
Maka alam ini adalah laksana kebun
bunga itu, bunga-bunga yang ada didalamnya ialah perjalanan kehidupan
manusia. Kita cium setiap hari untuk menjadi keuntungan diri, yang busuk kita
jauhi, durinya kita awasi, baunya dicium juga. Dari sebab memetik bunga dan
menghindarkan durinya itu, kita merasai lezat cinta tenteram.
Pulanglah kapal dari Mekkah, penuh
muatan orang haji, awas-awas adik melangkah, memetik bunga dalam duri Jika
pandai meniti buih, selamat badan ke seberang.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar