BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa
ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang
pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi
metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang cukup
berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decisions
Support System). Dalam teknologi informasi, sistem pengambilan keputusan
merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara system informasi dan sistem
cerdas.
Sistem
pengambilan keputusan juga membutuhkan teknologi informasi, hal ini dikarenakan
adanya era globalisasi, yang menuntut sebuah perusahaan untuk bergerak cepat
dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan.
Sistem
Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan
dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif – alternatif yang
diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Sistem
Pendukung Keputusan (DecisionSupport Systems = DSS) adalah suatu sistem
informasi yang menggunakan model-model keputusan, basis data, dan pemikiran
manajer sendiri, proses modeling interaktif dengan komputer untuk mencapai
pengambilan keputusan oleh manajer tertentu.
Menurut
Keen dan Scoot Morton, sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan
sumber -sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki
kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi
berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah
-masalah semi struktur. Menurut Alter, DSS merupakan system informasi intraktif
yang menyediakan informasi, pemodelan dan manipulasi data. Sistem digunakan
untuk membantu mengambil keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan
situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak seorangpun mengetahui secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
Dengan
pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan
merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu
pengambil keputusan yang melengkapi mereka dengan informasi dari data yang
telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang
suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak
dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan
keputusan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah :
a.
Bagaimana pengertian
model pengambilan keputusan?
b.
Bagaimana konsep
pengambilan keputusan untuk sistem informasi?
c.
Bagaimana kerangka kerja dan konsep untuk pengambilan
keputusan?
1.3
Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai
berikut:
a.
Untuk mengetahui apa
yang dimaksud dengan sistem pengambilan keputusan dan bagaimana model
pengambilan keputusan.
b.
Untuk mengetahui bagaimana konsep pengambilan keputusan untuk
sistem informasi.
c.
Untuk mengetahui bagaimana kerangka kerja dan konsep untuk pengambilan keputusan .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Pengambilan Keputusan
Model
adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk
dapat ditiru ( jika perlu ). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu
proses beruntun yang memerlukan penggunaan model secara tepat. Pentingnya model
dalam suatu pengambila keputusan, anatara lain sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsure-unsur itu ada
relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan/diselesaikan itu.
2. Untuk
memperjelas ( secara eksplisit ) mengenai hubungan signifikan diantara
unsure-unsur itu.
3. Untuk
merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variable.
Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
4. Untuk
memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
Pengambilan
keputusan itu sendiri merupakan proses yang membutuhkan penggunaan model yang
tepat. Pengambila keputusan itu berusaha menggeser keputusan yang semula tanpa
perhitungan menjadi keputusan yang penuh perhitungan.
2.2 Konsep Pengambilan Keputusan untuk Sistem
Informasi
Banyak manajer yang bergantung pada metode
penyelesaian masalah secara informal. Percaya pada tradisi menyebabkan para
manajer mengambil keputusan yang sama dengan keputusan terdahulu untuk masalah
atau kesempatan yang sama, meminta saran kepada yang berwenang dan mengambil
keputusan berdasarkan saran seorang ahli atau manajer tingkat yang lebih
tinggi. Manajer yang memakai pendekatan rasional, cerdik dan sistematis akan
mencapai solusi lebih baik. Proses pengambilan keputusan yang didukung SIM
telah dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini:
Menurut Herbert A. ada 3 tahap pokok:
a. Penyelidikan:
mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.
Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji untuk
dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan.
b. Perancangan:
mendaftar, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini
meliputi proses-proses untuk memahami, menghasilkan pemecahan dan menguji
kelayakan pemecahan tersebut.
c. Pemilihan
: memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan
dilakdanakan.
Menurut
Rubeinstein dan Haberstroh langkah-langkah
dalam mengambil keputusan:
a. Pengenalan
persoalan atau kebutuhan
b. Analisis
dan laporan alternatif-alternatif
c. Pemilihan
alternatif yang ada
d. Komunikasi
dan pelaksanaan keputusan
e. Langkah
lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.\
Newman, Summer, dan Warren merinci
langkah pengambilan keputusan:
a. Pembuatan
suatu diagnosis
b. Penemuan
penyelasaian alternatif-alternatif
c. Penganalisaan
dan pembandingan alternatif-alternatif
d. Pemilihan
rencana yang diambil
Elbing menyatakan
proses pengambilan keputusan dalam organisasi mencakup:
a. Identifikasi
dan diagnosis masalah
b. Pengumpulan
dan analisis data yang relevan
c. Pengembangan
dan evaluasi alternatif-alternatif
d. Pemilihan
alternatif terbaik
e. Implementasi
keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil
2.3
Kerangka Kerja dan Konsep untuk Pengambilan Keputusan
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan
pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsepnya akan
bermanfaat untuk pembahasan berikutnya.
2.3.1
Sistem Pengambilan Keputusan
Sebuah
sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat
tertutup atau terbuka.
·
sistem keputusan tertutup menganggap
bahwa keputusan dipisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan.
Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
a. Mengetahui
semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing.
b. Memiliki
metode yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c. Memilih
alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume
penjualan/kegunaan.
·
sistem keputusan terbuka memandang
keputusan sebagian berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak
diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses
keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan
model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambilan keputusan:
a. Tidak
mengetahui semua alternatif dan semua hasil.
b. Melakukan
pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
c. Mengambil
suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.
Penggunaan SPK melibatkan proses pemodelan analitis
yang interaktif. Misalnya, penggunaan paket software DSS untuk pendukung
keputusan dapat menghasilkan berbagai tampilan sebagai respon terhadap
alternatif perubahan jika-maka yang dimasukkan oleh manajer.
Aktivitas dan contoh jenis utama pemodelan analitis,
yaitu:
1. Jenis
Pemodelan Analisis jika-maka
Aktivitas : Mengamati bagaimana
perubahan terhadap variabel tertentu mempengaruhi variabel lainnya
Contohnya, Bagaimana jika kita memotong
biaya iklan sebesar 10%? Apa yang akan terjadi pada penjualan?
2. Jenis
pemodelan Analisis Sensitivitas
Aktivitas : Mengamati bagaimana
perubahan yang berulang-ulang pada satu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
Contohnya, Mari kita potong biaya iklan
sebanyak $100 secara berulangulang, agar kita dapat melihat hubungannya dengan
penjualan.
3. Jenis
pemodelan Analisis pencarian sasaran
Aktivitas : Membuat perubahan yang
berulang-ulang terhadap variable tertentu hingga variabel yang dipilih mencapai
nilai sasarannya. Contohnya, Mari kita naikkan iklan hingga penjualan mencapai
$1 juta.
4. Jenis
pemodelan analisis optimisasi
Aktivitas : Menemukan nilai optimum
untuk variabel tertentu, yang diberikan pembatas tertentu.
Contohnya, Berapa jumlah biaya iklan
yang terbaik, jika kita melihat anggaran dan pilihan media kita?
2.3.2 Sistem Keputusan Decision Support System (DSS)
DSS
sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada
sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah,
dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau
saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala,
laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai
kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi. Usaha
berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakuikan oleh Steven L. Alter.
Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan
pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi
enam jenis DSS, yaitu :
·
Retrive information element (memanggil
eleman informasi)
·
Analyze entries fles (menganali semua
file)
·
Prepare reports form multiple files
(laporan standart dari beberapa files)
·
Estimate decisions qonsquences
(meramalkan akibat dari keputusan)
·
Propose decision (menawarkan keputusan )
·
Make decisions (membuat keputusan)
Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai
yaitu :
·
Membantu manajer dalam pembuatan
keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
·
Mendukung keputusan manajer, dan
bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut
·
Meningkatkan efektivitas menajer dalam
pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari
konsep DSS, yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas
keputusan.
2.3.3 Pengetahuan Tentang Hasil
Suatu
hasil menentukan apa yang akan terjadi bila sebuah keputusan diambil dan/atau
arah tindakan diambil. Dalam analisis pengambilan keputusan, tiga jenis
pengetahuan yang berhubungan dengan hasil, yaitu:
1. Kepastian
yaitu
pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai hasil tiap pilihan. Hanya ada
suatu hasil untuk setiap pilihan.
2. Resiko
yaitu
hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi, dan suatu kemungkinan peristiwa
dapat dilekatkan pada masing-masing hasil.
3. Ketidakpastian
yaitu
beberapa hasil mungkin timbul dan dapat diidentifikasi, tetapi tak ada
pengetahuan mengenai kemungkinan yang dapat dilekatkan kepada masing-masing
hasilnya.
2.3.4
Tanggapan Keputusan
Keputusan
dapat digolongkan sebagai terprogram atau tidak terprogram berdasarkan kemampuan
organisasi atau individu untuk mengadakan prarencana atas proses pengambilan
keputusan.
a. Keputusan
terprogram adalah keputusan yang dapat
dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan.
b. Keputusan
tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya satu
kali atau berubah setiap saat diperlukan. keputusan dalam suatu sistem
keputusan terbuka adalah tidak terprogram karena tidak mungkin
menspesifikasikan sebelumnya semua faktor.
c. Uraian
tentang Pengambilan Keputusan
Sebuah model pengambilan keputusan yang memberitahukan pengambil
keputusan bagaimana seorang dai harus mengambil segolongan keputusan disebut model
normatif atau perspektif. Sebuah model yang menguraikan bagaimana
sesungguhnya pengambil keputusan mengambil keputusan disebut model
deskriptif. Model deskriptif berusaha menjelaskan perilaku sebenarnya dan
karena itu telah dikembangkan terutama oleh para ilmuwan keperilakuan.
2.3.5
Kriteria untuk Pengambilan
Keputusan
Kriteria
untuk memilih di antara alternatif-alternatif didalam model normatif adalah pemaksimalan/maksimisasi.
Tujuan ini, bila dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, dianggap sebagai fungsi
obyektif sebuah keputusan. Pandangan tradisional tentang kriteria pengambilan
keputusan yang mengandung resiko adalah memaksimalkan nilai yang
diharapkan. Sebuah pandangan altenatif pada kriteria pengambilan keputusan
adalah pemuasan.
2.3.6
Relevansi Konsep Keputusan Perancangan
SIM
SIM
berdasarkan komputer berguna baik dalam sistem tertutup maupun terbuka. Dalam
keputusan model tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat penghitung
untuk bisa menghitung hasil optimum.
Dalam
model terbuka, komputer bertindak sebagai pembantu bagi pengambilan keputusan
dalam menghitung, menyimpan, mencari kembali, menganalisis data dan sebagainya.
Perancangan tersebut memungkinkan manusia pengambil keputusan mengalokasikan
tugas bagi dirinya atau pada komputer. Perbedaan dalam pengambilan
keputusan untuk keputusan dalam keadaan kepastian, resiko, dan ketidak
pastian menunjukkan perlunya beberapa model keputusan bagi SIM. Untuk
setiap model, persyaratan datanya berlainan, penyajiannya juga berbeda,
dan
masukan keputusan dari manusia pengambil keputusannya juga tidak sama.
Terbatasnya manusia pengambil keputusan dalam organisasi disamping efisiensi
relative dari pengolahan manusia atas keputusan berarti bahwa SIM harus
memprogram sebanyak mungkin keputusan. Bila keputusan tidak dapat sepenuhnya
diprogram, maka yang mungkin adalah pemprograman sebagian. Dalam kasus ini
aturannya telah ditentukan sebelumnya digunakan sampai batas tertentu dan
kemudian keputusan lanjutannya diserahkan pada seorang manusia pengambil
keputusan.
SIM
menyediakan berbagai produk informasi bagi manajer. Ada 4 alternatif pelaporan
utama yang disediakan oleh sistem ini:
1. Laporan
Terjadwal secara periodik (periodic schedule reports)
Bentuk tradisional penyediaan informasi
bagi manajer dengan menggunakan format yang telah ditentukan dan menyediakan
informasi secara rutin kepada manajer.
Contohnya, laporan analisis penjualan
harian dan mingguan dan laporan keuangan bulanan.
2. Laporan
pengecualian (exception reports)
Dalam beberapa kasus, laporan dibuat
jika hanya terjadi kondisi pengecualian. Dalam kasus lainnya, laporan dibuat
secara periodik namun hanya berisi informasi mengenai kondisi pengecualian
tersebut.
Contohnya, manajer kredit dapat diberi
laporan yang hanya berisi informasi mengenai pelanggan yang melewati batas
kreditnya.
3. Laporan
permintaan dan Tanggapan (demand reports and responses)
Informasi tersedia kapan pun manajer
menginginkannya.
Contohnya, browser web dan bahasa
permintaan DBMS serta report generator memungkinkan manajer ditempat kerja
komputer untuk memperoleh tanggapan langsung atau menemukan dan mendapatkan laporan
tertentu sebagai hasil dari permintaan informasi yang mereka butuhkan.
4. Pelaporan
dorong (push reporting)
Informasi didorong ke manajer di network
office. Jadi, banyak perusahaan sedang menggunakan software webcasting untuk
menyiarkan laporan secara selektif dan informasi lainnya ke network computer
milik para manajer atau pakar melalui intranet perusahaan.
2.4 Pengaruh Gaya Kognitif atas
Pengambilan Keputusan
Strategi yang dipakai individu dalam upaya mencapai
sebuah keputusan atau memecahkan sebuah persoalan disebut gaya kognitif. Dan
para individu berbeda-beda dalam gaya kognitif mereka. Seorang periset mencirikan
individu berdasarkan pola komunikasinya dan berdasarkan cara penimbangnya. Pola
komunikasi berkisar dari preseptif sampai reseptif. Riset atau gaya kognitif
secara langsung relevan bagi perancangan sitem informasi manajemen.
Sistem-sistem berdasarkan komputer cenderung dirancang oleh individu yang
analitis/sistematis yang menerima sifat pengambilan keputusan sebagai
analitis/sistematis. Para manajer yang analitis/sistematis biasanya mau
menggunakan sistem semacam itu karena mereka lekat pada gaya keputusan mereka.
Dengan kata lain, model keputusan tersedia untuk menstruktur keputusan, tetapi
manajer dapat meninggalkan model untuk menjelajahi ancangan-ancangan
alternatif.
2.5 Metode
Memutuskan untuk Memilih Alternatif
Metode
untuk memilih alternatif biasanya menganggap bahwa semua alternative diketahui.
Tetapi bagi kebanyakan keputusan, proses pencariannya berhenti segera setelah
semua alternatif yang layak telah diuji.dengan berpegang pada pembatasan praktis
ini dalam proses keputusan, bagian uraian ini meninjau metode-metode untuk memutuskan
alternatif.
2.5.1
Teknik Omptimisasi dalam Kepastian
Teknik
optimisasi menganggap sistem keputusan adalah tertutup dalam mana semua alternatif
dan hasil-hasilnya diketahui. Persoalan penghitungan adalah menghitung alternatif
mana yang optimal untuk fungsi sasaran yang ada.
Beberapa
teknik untuk menggambarkan keanekaan teknik yang dipakai dapat diikuti dibawah
ini :
·
System persaman (system of equations)
·
Pemprograman linier (linear programming)
·
Pemprograman integer (integer
programming)
·
Pemprograman dinamis (dynamic
programming)
·
Model antrian (queueing models)
·
Model sediaan(inventoryv models)
·
Analisis peranggaraan modal (capital
budgeting analysis)
·
Analisis impas (breakeven analysis)
2.5.2
Matriks Hasil dalam Teori Keputusan
Statis
Istilah
teori keputusan statis digunakan sehubungan dengan teknik mengevaluasi hasil potensial
dari tindakan-tindakan alternatif dalam sebuah situasi keputusan. Ini adalah model
sistem keputusan tertutup, sehingga semua alternatif dan hasil-hasilnya dianggap
diketahui. Pengambil keputusan memiliki suatu sasaran seperti misalnya memaksimalkan
laba. Metode penyajian data dalam teori keputusan adalah sebuah matriks hasil
atau pohon keputusan. Orientasi SIM pada informasi dan keputusan berarti bahwa
analisis/ perancang SIM perlu memahami teori keputusan pada teknik-teknik keputusan.
SIM harus dirancang untuk memberikan dukungan keputusan dalam bentuk berbagai
teknik dan ancangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah
sebagai berikut :
1. Pengambilan
keputusan merupakan proses yang membutuhkan penggunaan model yang tepat.
Pengambilan keputusan yaitu usaha untuk menggeser keputusan yang semula tanpa
perhitungan menjadi keputusan yang penuh perhitungan.
2. Banyak
manajer yang bergantung pada metode penyelesaian masalah secara informal.
Percaya pada tradisi menyebabkan para manajer mengambil keputusan yang sama
dengan keputusan terdahulu untuk masalah atau kesempatan yang sama. Sebenarnya
manajer yang memakai pendekatan rasional, cerdik dan sistematis akan mencapai
solusi lebih baik. Proses pengambilan keputusan yang didukung SIM akan lebih
efektif untuk mendapatkan keputusan yang Good decision.
3. Sebuah
sistem keputusan yaitu model dari sistem dengan mana keputusan yang diambil dapat
tertutup atau terbuka.
4. Decision
Support System (DSS) sebagai sebuah system yang memberikan dukungan
kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang
bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi
terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan
tertentu.
5. Dalam
analisis pengambilan keputusan, tiga
jenis pengetahuan yang berhubungan dengan hasil, yaitu:
·
Kepastian yaitu
pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai hasil tiap pilihan. Hanya ada
suatu hasil untuk setiap pilihan.
·
Resiko yaitu
hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi, dan suatu kemungkinan peristiwa
dapat dilekatkan pada masing-masing hasil.
·
Ketidakpastian yaitu
beberapa hasil mungkin timbul dan dapat diidentifikasi, tetapi tak ada
pengetahuan mengenai kemungkinan yang dapat dilekatkan kepada masing-masing
hasilnya.
6. Kriteria untuk Pengambilan Keputusan bila
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, dianggap sebagai fungsi obyektif sebuah
keputusan. Pandangan tradisional tentang kriteria pengambilan keputusan yang
mengandung resiko adalah memaksimalkan nilai yang diharapkan.
Sebuah pandangan altenatif pada kriteria pengambilan keputusan adalah pemuasan.
7. SIM
berdasarkan komputer berguna baik dalam sistem tertutup maupun terbuka. Dalam
keputusan model tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat penghitung
untuk bisa menghitung hasil optimum. Dalam model terbuka, komputer
bertindak sebagai pembantu bagi pengambilan keputusan dalam menghitung,
menyimpan, mencari kembali, menganalisis data dan sebagainya.
8. Perbedaan
dalam pengambilan keputusan untuk keputusan dalam keadaan kepastian, resiko,
dan ketidak pastian menunjukkan perlunya beberapa model keputusan bagi SIM.
9. Terbatasnya
manusia pengambil keputusan dalam organisasi disamping efisiensi relative dari
pengolahan manusia atas keputusan berarti bahwa SIM harus memprogram sebanyak
mungkin keputusan. Bila keputusan tidak dapat sepenuhnya diprogram, maka yang
mungkin adalah pemprograman sebagian. Dalam kasus ini aturannya telah
ditentukan sebelumnya digunakan sampai batas tertentu dan kemudian keputusan
lanjutannya diserahkan pada seorang manusia pengambil keputusan.
10. Strategi
yang dipakai individu dalam upaya mencapai sebuah keputusan atau memecahkan
sebuah persoalan disebut gaya kognitif.
11. Metode
penyajian data dalam teori keputusan adalah sebuah matriks hasil atau pohon
keputusan.
12. Orientasi
SIM pada informasi dan keputusan berarti bahwa analisis/ perancang SIM perlu
memahami teori keputusan pada teknik-teknik keputusan. SIM harus dirancang
untuk memberikan dukungan keputusan dalam bentuk berbagai teknik dan ancangan.
3.2 Saran
Sebaiknya kita semua mememahami kerangka kerja dan konsep system pengambilan keputusan terhadap SIM
agar dapat mengefesiensikan dan mengefektifkan pekerjaan sehari-hari kita dalam
pengambilan keputusan. Beralihlah dari metode penyelesaian masalah secara
informal yang hanya percaya pada tradisi/kebiasaan. Jangan takut untuk mencoba
konsep system pengambilan keputusan
secara pendekatan rasional, cerdik dan sistematis karena akan mencapai
solusi lebih baik. Proses pengambilan keputusan yang didukung SIM akan lebih
efektif untuk mendapatkan keputusan yang Good decision.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar